Nasyid Urang Kutai Loleng

Slide Urang Kutai Loleng

Widget Slideshow

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 06 November 2020

LOPPAT !!! Emosinya Urang Kutai


Siapa yang tak pernah marah ? Kini tak ada seorang pun di bawah kolong langit ini yang tak pernah marah. Namun dalam mengungkapkannya banyak yang memilih cara yang berbeda. Tak terkecuali Orang Kutai. Selain mimik muka yang tetiba memerah, mulutpun tak kuasa membendung untuk ikut campur. Ungkapan lisan yang menandakan seseorang menjadi naik pitam.

Loppat, adalah kata umum yang diungkapkan oleh orang kutai tatkala marah. Loppat tidak memiliki arti yang khusus seperti kata-kata yang lain. Kata ini sekedar ungkapan seseorang yang emosi. Perilaku orang yang mengucapkan "Loppat" disebut Telet. 

Pada perkembangannya kata Loppat mengalami pergeseran, yaitu apabila emosi ditujukan kepada orang yang lebih 'dikhususkan' bisa berubah menjadi Loppet, Loppes, Loppai atau ketiga kata tersebut ditambah O di depan katanya, Oloppet, Oloppes, Oloppai.

Enam kata terakhir lebih diplomatis untuk digunakan ketimbang Loppat yang lebih mengarah kesal dan marah kepada orang lain. Enam kata terakhir bisa diungkapkan untuk bereaksi terhadap kondisi dan keadaan yang tidak diinginkan.

Contoh penggunaan pada dua keadaan berbeda berikut ini:

Misal seorang yang memerintahkan orang lain untuk mengerjakan sesuatu namun tidak terpenuhi,

"Loppat, apa nde kula krajekan suruhanku?" (arah marahnya langsung kepada orang yang dituju)

"Oloppes, nde krajekannya dikit?" (lebih mengarah kepada menyesali keadaan)

 Bagaimana menurutmu? Apa yang ada keliru? Yuk diskusi serta saran dan kritiknya!!!

Salam Urang Kutai Loleng