Nasyid Urang Kutai Loleng

Slide Urang Kutai Loleng

Widget Slideshow

Minggu, 14 Desember 2014

Annek Laki kan Annek Bini, Ku merindukan Kalian

Assalaamu'alaikum , Salam saya Urang Kutai Loleng, !




Tulisan kali ini hanya sekedar gurisan hati saya, setelah kurang lebih 3 tahun
ditinggalkan dua orang luar biasa yang pernah kutemui. Annek Laki kan Annek Bini, sapaan akrabku teruntuk Kakek dan Nenekku yang kini sudah menghadap Allah SWT, semoga Allah merahmati mereka berdua.

Sejak masa kanak-kanak sampai
awal sekolah menengah pertama, aku selalu tinggal dengan mereka, bahkan satu kelambu dengan mereka dua. Seperti bukan sebagai cucu, lebih mirip sebagai seorang anak bungsu yang masih nyusu. Rumah orangtuaku dan rumah mereka bersampingan, dibatasi jalan setapak kecil yang licin gara-gara lumut dan dinding papan. Warna kusam papannya menyuratkan keadaan ekonomi kami yang miskin, tapi masyarakat telah 'menghukumi' kami dengan kejamnya kepada kami sebagai orang mampu.

Dari mereka berdua saya banyak mendapatkan ilmu pengetahuan sejarah kampung, cerita/dongeng pengantar tidur yang tentunya latar belakang kental suku kami, Kutai. Masih jelas terlihat dan teringat penerangan rumah kami dulu hanya 'pelita' yaitu lampu minyak. Asapnya saja membuat kelambu kami menjadi nampak kehitam-hitaman. Annek laki dulu senantiasa tidur larut. Ekonomi kami alasannya yang menuntutnya untuk bekerja sampai larut, membuat keranjang dari Rotan. Ingat waktu itu setiap 2 minggu sekali menjualnya. Raut wajah bahagianya, dihadapkannya padaku waktu itu. Dengan menghadap yakin, dia bilang kepadaku, mensilahkanku untuk membeli apa saja yang ku mau. Ku tahu uangnya saja tak sampai seratus ribu, karena beliau selalu menjual 10 buah keranjang, per buah keranjang yang dibuatnya hanya dihargai 8 ribu rupiah saja. Tak sebanding dengan susahnya mencari rotan dan mengolahnya waktu itu.
Membuat Keranjang dari Rotan (Bengkat)


Dengan polosnya waktu itu kupilih Roti Balok dan Elat Sapi(jajanan khas Kutai) kesukaanku. Seandainya ku mengerti seperti sekarang, mungkin kuurungkan niatku waktu. Mungkin ku hanya bilang, "Kek, mungkin uang itu untuk dapur kita saja" , iya seringkali kudapati waktu itu, ketika tidak ada uang, mereka hanya hanya makan nasi dengan garam, kadang gula merah dengan nasi bahkan terkadang makan nasi dengan lauk kerak nasi saja. Allaah dengan segala kemurahanNYA, di dalam dada mereka bahkan tak pernah terdesit untuk mengeluh. Orangtuaku juga tak bisa berbuat banyak, karena waktu itu juga penghasilan sangat tidak menentu.

Salah satu wanita tertangguh yang pernah kutemui. Wanita berhati baja, setia dengan suaminya walaupun si suami secara materi tak bisa memberikan banya. Wanita berpundak teguh, memikul Nngkuang(pandan berduri). Wanita dengan segala keterbatasan melayani suaminya. Jujur, berat jariku karena sesaknya dada mengingat memori itu untuk menuliskan semua kenangan satu persatu.
Annek Bini



Mereka orang yang teguh, selama ku bersama mereka, Annek laki kan Annek Bini tak pernah marah. Walaupun saya salah, tatap matanya yang sayu cukup bagiku sebagai peringatan. Dulu, ketika saya sedikit ada masalah dengan saudara saya sendiri, Mereka orang pertama yang membela, mungkin gak fair, tapi saya sampai sekarang belum menemukan alasan Mereka kenapa selalu membelaku. Dalam waktu senggang, sambil mendengarkan cerita dan nasehatnya ku sering memijat-mijat badannya. Kadang dengan sedikit bercanda kuajak belia adu panco dan hal aneh lainnya. Saat kuliah, merekalah yang sering menanyakan kabarku diperantauan, mereka orang pertama yang menyambutku di pintu. Orang pertama yang mencemaskan keadaanku ketika lama tak terdengar kabar. Dan kini ketika mengingat semua itu, semua anggota badan lemas, hanya air mata yang mengalir, ,  Aku Jonok kan Kitta , Nek ! Aku Jonok handek bekesahan kan Kitta nek, ! Aku jonok kan tangan kitta ye ade bekotel, pinggeng kitta ye ade kotel ye nongkai ku jewati ! Aku Jonok kan jerangan kitta, aku jonok kan suapan kitta, Aku jonok kan kasesel betok kitta, Jonok aku kan kita bedue ye nongkai bekaisan, , , Aku nade be alasan nde Jonok kan Kitta Bedue, mudehan Allah Ta'ala namukan kitta sittu , !

Aku, ye nongkai Jonok kan Kitta bedua, , ,

0 komentar:

Posting Komentar