Nasyid Urang Kutai Loleng

Slide Urang Kutai Loleng

Widget Slideshow

Selasa, 20 Oktober 2020

Apa itu (be )Panamman ?




Di lingkungan masyarakat terutama yang masih kental dengan aroma kekerabatan semisal di perkampungan, tentu saja kegiatan saling mengunjungi satu sama lain masih terjaga. Dibanding masyarakat di perkotaan besar yang cenderung "selfish", saling bertegur sapa sekedar menanyakan kabar masih lekat di masyarakat perkampungan.


Tak terkecuali di daerah ulu Mahakam, Kota Bangun dan sekitarnya. Ragam komunikasi dengan sesama memiliki banyak alteratif, baik itu berkomunikasi dengan teman sebaya bahkan dengan orang yang lebih tua, atau hanya sekedar menghormati seseorang.


Diantara komunikasi elegan masyarakat perkampungan adalah dengan tidak menyebut secara langsung nama orang yang diajak berbicara. Misal, seseorang tersebut memiliki anak bernama Hafizha. Maka yang disebut bukan lama nama orang tersebut, melainkan dengan sebutan "Mamak Hafizha" atau " Bepak Hafizha". Begitu juga terhadap 'Patuwan' anak tersebut, misal "Uwak Hafizha" atau "Ambok Hafizha".


Di dalam masyarakat Kutai, perilaku dan fenomena seperti ini disebut Be Panamman. Kini, kebiasaan ini mulai terkikis dengan gaya komunikasi yang mulai mengadopsi tanpa filter yang baik terhadap budaya yang kurang baik.

0 komentar:

Posting Komentar